Breaking News
Fetching data...

Senin, 24 Agustus 2020

Tentangmu

 

 

Mengenalmu adalah hal terindah bagiku

Menatapmu adalah semangat baruku

Membayangkanmu adalah canduku

 

Ceritaku masih tentang kamu

Yang kadang sirna dimakan waktu

Namun kau kembali dengan senyuman manismu

Terimakasih kau telah hadir untukku

 

Kudoakan Engkau selalu sehat

Hari ini, lusa, dan selamanya

Agar  engkau bahagia kelak

Atas juangmu yang sempurna

 

Bagiku kau kekasih namun juga luka

Kau juga sahabat yang setia bersama

Kau bagai angin yang menyapu jutaan lara

Kau bagai majas, terlalu rumit, namun penuh makna

 

Jika suatu hari nanti namaku tak terdengar lagi

Dan kita tak saling sapa kembali

Serta kata rindu yang tak menghampiri

Percayalah doaku akan setia memeluk jiwamu hingga malam menyendiri

 

Sangatta, 25 Agustus 2020

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Read more

Dan kini Pagi

 

 

Dan kini pagi

Saat sang fajar menghampiri

Yang membangunkanku dari mimpi

Mimpi tentangmu malam tadi

 

Jujur aku rindu

Saat kau berkali-kali tersenyum padaku

Walau sebentar tapi begitu menyatu

Rasa cinta, rindu, dan kamu

 

Dan kini pagi

Saatnya beraktivitas  kembali

Pesanku hati – hati

Jangan lupa doa kau lewati

Agar kau selamat sampai tujuanmu nanti

 

Selasa, 25 Agustus 2020

Read more

Jumat, 21 Agustus 2020

Peringati 1 Muharram, PMII Kritisi Prilaku Beragama Manusia




pmiikutim.or.id,- Mayambut tahun baru Islam 1440 H, PMII tidak mau kehilangan momentum. Pergantian tahun Hijriyah tersebut disambut dengan kegiatan Kajian Muharram yang dilaksanakan oleh Rayon Pendidikan Agama Islam (PAI). Tujuannya, selain sekedar silaturahim juga untuk saling sharing, dan berbagi pengetahuan mengenai implementasi dan tantangan muslim di era milenial.
Mengangkat tema “Kritik Prilaku Beragama Manusia Akhir Zaman”, kajian kali ini berjalan menarik dibawah arahan pemantik  Imam Hanafi, MA selaku Akademisi dan  Ali Basuki,S. Pd.I  Ketua PELITA Kutai Timur.


Dalam kegiatan yang dihadiri limah puluan anggota PMII tersebut, kritik prilaku beragama cenderung kepada prilaku kegamangan bermedia social, yang notabene berkaitan dengan agama. Prliku beragama di media social cenderung tergerus dari hakikat beragama itu sendiri. Setidaknya indicator penilaiannya terlihat lewat penuhnya konten-konten bernuansa kebencian, provokasi bahkan fitnah diberanda-beranda media, demikian paparan Ali Basuki.

Selaras, Imam Hanafie menjelaskan bahwa kecenderungan beragama  masyrakat muslim, khususnya generasi Y/milenial, mengarah kepada model yang lebih konserpativ dan radikal. Hal ini terlihat tidak kurang 80 persen anak muda, cenderung menyukai buku-buku berbau jihad, khilafah, salafi, tarbawi  dan Islam Populer.  Buku-buku semacam ini biasanya ditulis oleh tokoh kalangan konservatif  seperti Felix Siauw, Salim Fillah, Hanun Salsabila Rais, dll.

Dalam kesempatan itu,Riki, selaku peserta kajian sempat meminta saran bagaimana cara PMII dalam menangani berita hoax yang ada di media. Kemudian hal ini dijelaskan bahwa generasi PMII harus terjun dalam media social untuk melawan arus negative yang ada.

" Kita harus mampu menguasai media dengan baik, terutama media sosial, seperti Facebook. Misalnya, dalam Facebook kita bisa berteman dengan orang atau lembaga yang sesuai dengan basic kita, misalnya dalam kehidupan kita, kita berorganisasi dengan PMII, kita bisa mencari referensi seperti media aswaja, NU dan lain sebagainnya, dalam media sosial juga kita bisa mencari nama nama yang bisa dijadikan media belajar di akun lembaga yang kita cari, kita jangan tergiring dengan opini yang menebar kebencian" ujar Ali Basuki.

Kegiatan yang dilaksanakan pada selasa malam 11 September/2 Muharram tersebut berjalan penuh khidmat di Lapangan SDN 011 Sangatta Utara, itu berjalan lancar dan sesuai dengan apa yang direncanakan. harapan kedepannya semua anggota PMII mampu mengadakan diskusi yang lebih besar dan bermakna dan mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. (Mgwh)


Read more

Belajar Pendidikan yang memanusiakan di Rayon PAI

 


pmiikutim.or.id-,Menurut Paulo Freire Pendidikan haruslah yang membebaskan. Inilah topik  yang diangkat oleh sahabat Dayu Irwan dalam kajian Publik Speaking Rayon PAI. Kegiatan tersebut dilaksanakan disekretariat KOPRI di Jln. Hidayatullah Gg. Hikmah A. Pada sore hari senin,26 Desember 2018. Kegiatan rutinan ini berjalan lancar dan sukses , dihadiri oleh anggota lintas rayon, dimulai pada pukul 15.30 wita sampai pukul 18.00 wita.

Mengilhami pesan orang bijak, Logika tanpa logistik akan macet seperti persimpangang lampu merah Jakarta. Oleh karenanya sebelum acara dimulai fasiliator kegiatan memastikan asupan gizi sebagai bahan jamuan berupa sirup mangga yang menyejukan siap memanjakan audienct. Pembukaan dimulai dengan prolog oleh moderator sahabat Nuktah. “Paolu Fereire adalah pelopor pemikir pendidikan yang memanusiakan manusia”, kalimat singkat pengantar dari Sang pemandu.

Sebagai Pemateri, Irwan menegaskan”Pendidikan membebaskan menurut Paulo lebih menekankan pada kesadaran manusia itu sendiri dalam berfikir dan sejauh mana usaha untuk terus menggali pengetahuan, dan tingkah laku seperti pendidikan akhlaq harus diterapkan sebagai penunjang pembelajaran” tukasnya dengan penuh keyakinan.

selepas  menjelaskan subtansi yang terkandung dalam teori Paulo Freire, sang moderator mempersilakan kepada audient untuk bertanya, dan menanggapinya.
“Pendidikan yang membebaskan adalah suatu pendidikan yang tidak membatasi peserta didik untuk belajar, baik dalam segi sarana dan prasarana, guru, tempat maupun sumber ilmu pengetahuan itu sendiri, layaknya sebagai mahasiswa, kita mengikuti organisasi, kita tidak membatasi untuk belajar bersama organisasi yang lainnya” tutur Dudung, selaku audient Public Speaking.

Pendidikan dari zaman purbakaladisadari sebagai  hal yang subtantif dalam kehidupan manusia. Khazanah pemikirian Paulo adalah sepenggal pengetahuan yang memeperkaya khazanah tersebut.Bagi PMII, kader mengemban tanggungjawab mengkaji suatu khazanah keilmuwan, baik seiring dengan perkembangan zaman, sehingga pendidikan adalah satu-satunya benteng pertahanan untuk memastikan bahwa manusia tetaplah memanusiakan. (Mgwh)

Read more

Agenda Mingguan, PMII Komisariat STAI Sangatta Kembali Adakan Yasinan dan Kajian Intelektual


pmiikutim, or. Id, Sangatta-

Membaca surat Yasin dan  diskusi merupakan agenda rutinitas mingguan PMII Komisariat STAI Sangatta. Kali ini, bertepatan dengan refleksi hari kemerdekaan Indonesia, PMII Komisariat STAI Sangatta mengadakan diskusi dengan tema“ Peran Ulama dan Santri Dalam Merebut Kemerdekaan Indonesia," di Sekretariat PMII Kutai Timur pada Kamis, (20/8/ 2020). 

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh sahabat-sahabat PMII di semua level kepengurusan, baik itu ditingkat Rayon, Komisariat, maupun Cabang. 

Imam Syafi'i, sebagai narasumber diskusi menuturkan, ulama dan santri NU mempunyai kontribusi besar dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah. Namun disayangkan, banyak catatan sejarah yang menulis kontribusi ulama dan santri tidak tercatat dan terpublikasikan secara benar.

"Padahal ulama dan santri sebagai garda terdepan dalam memperjuangkan dan mempertahankan  kemerdekaan Indonesia " kata Imam Syafi'i, yang juga Dosen di STAI Sangatta.

Lebih lanjut, beliau juga mengatakan K.H Hasyim Asy’ari menjadi salah satu simbol pergerakan ulama dan santri dalam melawan penjajah. Pertempuran 10 November di Surabaya menjadi saksi sejarah ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Diakhir diskusi, beliau juga berpesan, PMII sebagai generasi muda islam tidak boleh melupakan fakta sejarah dari perjuangan para pendahulu, perlawanan itu tidak hanya muncul dari tokoh-tokoh nasionalis saja, tapi yang sangat besar kontribusinya adalah ulama dan santri.(Mgwh) 

Read more
 

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *